Kamis, 12 Mei 2011

IBUKU ADALAH WANITA TERHEBAT DI DUNIA

Di dunia ini tidak ada yang pernah menyadari betapa besar pengorbanan seorang ibu kepada anaknya. Ibu selalu memberikan yang terbaik kepada setiap anaknya, tiada kata lelah yang diucapkan olehnya. Begitu banyak yang ia berikan kepada kita sebagai anaknya. Sungguh bahagia memiliki ibu yang luar biasa hebatnya dibandingkan dengan wanita lain.

Ibu yang begitu luar biasanya dibuatlah suatu hari besar yang dikatakan “Mother’s Day”. Mother’s Day jatuh pada hari minggu pecan kedua di bulan Mei, hari itu dijadikan sebagai hari internasional untuk beberapa Negara dalam merayakan Mother’s day. Namun di Indonesia dikenal sebagai Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya.
Sejarah Hari Ibu sebenarnya diawali dari pertemuan para pejuang wanita dalam Kongres Perempuan di tahun yang diadakan sama dengan Sumpah Pemuda.

Organisasi perempuan sendiri sudah bermula sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.

Pada tanggal 22 Desember 1928 organisasi-organisasi perempuan mengadakan kongres pertamanya di Yogyakarta dan membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani), kongres berikutnya diadakan di Jakarta dan Bandung. Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional, hingga kini.
Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1950. Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri.

Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW). ICW berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa. Pada kongres di Bandung tahun 1952 diusulkan dibuat sebuah monumen, setahun berikutnya diletakkan batu pertama oleh Ibu Sukanto (ketua kongres pertama) untuk pembangunan Balai Srikandi dan diresmikan oleh menteri Maria Ulfah tahun 1956.

Akhirnya pada tahun 1983 Presiden Soeharto meresmikan keseluruhan kompleks monumen menjadi Mandala Bhakti Wanitatama di Jl. Laksda Adisucipto, Yogyakarta (sumber : http://gugling.com/sejarah-hari-ibu.html)

Biasanya warga masyarakat Indonesia atau warga Negara lainnya memperingati hari ini dengan antusiasme yang tinggi. Tidak sedikit orang yang menghargai hari internasional ini, kita sebagai anak merasakan betapa berharganya seorang ibu dari yang mengandung kita di dalam kandungan dan menjaga senantiasa tanpa mengatakan lelah hingga akhirnya kita terlahirkan di dunia ini. Dari bayi kita dijaga, diajarkan, dididik, diberikan kasih sayang yang luar biasa besar yang tidak mungkin kita dapatkan dari orang lain. Hingga pada akhirnya kita besar, bersekolah, kuliah dan menikah dengan orang lain dia masih selalu mengkhawatirkan diri kita tidak pernah merasa letih, apapun nasehat yang dia berikan pasti adalah nasehat yang pernah dia ucapkan.
Namun ketika dia tua nanti apakah kita akan tetap mendengarkan kata dia, menjaga dia, dan merawat dia seperti dia merawat diri kita sewaktu kecil? Begitu banyak perlakuan yang dia lakukan yang pastinya selalu dilakukan dengan senang hati.

Dari hasil survey yang saya lakukan selalu mengatakan Ibu adalah orang yang terhebat di dunia ini. Apabila tidak ada ibu saya tidak yakin akan menjadi seseorang yang berguna seperti sekarang ini. Kasih sayangnya, kesabarannya, perhatiannya itu akan sulit kita dapat apabila suatu saat nanti dia telah tiada. Tidak ada kasih sayang sayang yang melebihi dari kasih sayang seorang ibu. Jadi dari sekarang perlu kita ingat haruslah menghargai dan menjaga ibu kita, mau bagaimanapun dia tetaplah jaga dengan baik. Jangan sesekali membentak dia karena dia pasti akan sangat sakit hati..


Kamis, 28 April 2011

Ibadah sambil wisata di vihara Vipassana Graha

Apakah anda tahu mengenai Vihara Vipassana Graha di Lembang, Bandung? Vipassana Graha terkenal sebagai tempat ibadah bagi umat Buddhist namun tidak hanya itu karena Vipassana Graha juga merupakan sebagai tempat wisata oleh sebagian orang yang sedang jalan – jalan ke Lembang. Tempatnya yang sejuk dan asri membuat sebagian orang memilih Vipassana Graha sebagai tempat wisata dan tidak hanya itu sebagian orang memilih Vipassana Graha karena bentuk tempatnya yang luas dan sangatciri khas.

Saat Anda melintasi Jalan Kolonel Masturi Lembang, Bandung, yaitu jalan yang menuju ke resto The Peak, Sapulidi maupun Kampung Daun, mata Anda akan tertambat pada sebuah bangunan berwarna putih berbentuk kerucut. Bangunan itu ternyata adalah sebuah candi Maha Panca Bala yang terletak di dalam kompleks pusat meditasi Vipassana Graha. (www.wisatalembang.com)

Letaknya yang di kawasan Lembang membuat tempat ini menjadi sejuk dan sangat ideal untuk melakukan meditasi. Saat memasuki kawasan yang kira2 seluas 2 hektar itu membuat kita seolah-olah berada di Thailand, karena desain bangunan yang ada menyerupai kuil2 yang berada di Thailand.

Tempat ini digunakan sebagai tempat ibadah umat Budha, tapi juga terbuka untuk umum bagi yang ingin berkunjung kesana. Tapi harap diingat, karena ini adalah tempat ibadah maka harap menjaga kesopanan dan datang dengan sikap hormat dan menghargai. Untuk memasuki tempat ini tidak dipungut bayaran sama sekali. Bahkan untuk para umat Budha yang ingin menginap disini, tersedia beberapa kamar yang disediakan tanpa dikenakan biaya, tapi harap menelpon terlebih dahulu untuk reservasi.

Salah satu ciri khas dari Vipassana Graha yakni dua gajah putih. Dua gajah putih yang disimbolkan ini karena diisyaratkan telah menjadi mimpi dari Ibunda Buddha dan akhirnya terlahir Sidharta Gautama. Sejarah budhist sendiri memang sangat banyak apabila kita ingin mengetahuinya.

Selain sebagai tempat ibadah Vipassana Graha juga sebagai tempat wisata bagi sebagian orang. Dalam Vipassana Graha banyak sudut – sudut yang dapat kita kunjungi dan ada suatu tempat sebagai tempat kita meramal nasib dengan menggunakan koin. Tidak perlu kita percayai secara berlebihan karena itu hanya ramalan apabila ramalannya baik maka kita dapat bersyukur namun kalau ramalannya buruk kita cukup menjaga diri kita lebih baik saja.

Di seputar vihara terdapat taman-taman dengan bunga yang indah, dan terdapat kalimat-kalimat bijak tersebar di pohon yang terdapat disana. Di bagian depan gedung serba guna terdapat patung dua ekor gajah putih yang sedang mengangkat Roda Dhamma (Dhammacakka) dengan belalainya. Dan di samping candi terdapat Tugu Asoka untuk mengenang Raja Asoka. Tingginya tujuh meter, dengan bagian bawah pilar terbuat dari batu granit, sedangkan tiangnya terbuat dari beton. Pada puncak pilar tersebut terdapat empat buah patung singa terbuat dari tembaga yang ditempa, yang menghadap empat penjuru mata angin, yang mana di antara punggungnya diletakkan sebuah Roda Dhamma (Cakka), dan pada bagian bawah pilar terdapat tulisan yang mengajarkan agar kita umat berbeda-beda agama saling menghormati dan mempelajari ajaran yang baik dari setiap agama.

Sumber : jalanjajanhemat